gadget

Senin, 07 Januari 2013

kode etik pendidik


Kode etik pendidik
1.      Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Setia kepada pancasila, UUD 1945, dan Negara
3.      Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik
4.      Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka mengembangkan diri
5.      Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni sebagai wahana dalam pengembangan peserta didik
6.      Lebih mengutamakan tugas pokok dan atau tugas Negara lainnya daripada tugas sampingan
7.      Bertanggung jawab, jujur, berprestasi dan akuntabel dalam bekerja
8.      Dalam bekerja berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu pendidikan
9.      Menjadi teladan dalam berperilaku
10.   Berprakarsa
11.   Memiliki sifat kepemimpinan
12.   Menciptakan suasana belajar atau study yang kondusif
13.   Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerja sama dengan baik dalam pendidikan
14.   Mengadakan kerjasama dengan orang tua siswa dan tokoh – tokoh masyarakat
15.   Taat kepada peraturan perundang – undangan dan kedinasan
16.   Mengembangkan profesi secara kontinu
17.   Secara bersama – sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

pendidikan sebagai sistem


Penidikan sebagai system
McAshan (1983) mendefinisikan system sebagai strategi yang menyeluruh atau rencana dikomposisi oleh satu set elemen, yang harmonis, mempresentasikan kesatuan unit, masing – masing elemen mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.
Sementara itu Immegart (1972) mengatakan esensi system adalah merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian – bagian yang tersusun secara sistematis, bagian – bagian itu berelasi satu dengan yang lain, serta peduli dengan terhadap konteks lingkungannya.
Dari kedua pendapat diatas jelaslah system itu memiliki struktur yang teratur.  System terdiri dari beberapa subsistem, setiap subsistem mungkin terdiri dari beberapa sub – subsistem, selanjutnya setiap sub – subsistem mungkin terdiri dan beberapa sub-sub-sistem, begitu seterusnya sampai bagian itu tidak dapat dibagi lagi yang disebut komponen.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan ciri – ciri umum suatu system sebagai berikut :
1.      Merupakan suatu kesatuan atau holistic
2.      Memiliki bagian – bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki
3.      Bagian – bagian itu berelasi satu dengan yang lain
4.    Konsen terhadap konteks lingkungannya

tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang – undang Republik Indonesia (UURI) No.20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional beserta peraturan – peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan.
Dlam peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 26 ayat 1 disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar :
1.      Kecerdasan
2.      Pengetahuan
3.      Kepribadian
4.      Akhlak mulia
5.      Ketrampilan untuk hidup mandiri
6.      Mengikuti pendidikan lebih lanjut
Secara umum  tujuan – tujuan pendidikan di Indonesia, baik tujuan – tujuan sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional sudah mencakup ketiga ranah perkembangan manusia, seperti tertulis dalam teori – teori pendidikan, yaitu perkembangan :
1.      Afektif
2.      Kognisi
3.      Psikomotor

peran guru dalam pembelajaran


Peran guru dalam pembelajaran
a.      Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab,wibawa,mandiri dan disiplin.
b.      Guru sebagai pengajar
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran,dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
c.      Guru sebagai pembimbing
Guru dapat di ibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatiifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan,menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuaii dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
d.      Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
e.      Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam berbagai hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang lain. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan, dan penasehat secara lebiih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
f.       Guru sebagai pembaharu (innovator)
g.      Guru sebagai model dan teladan
h.     Guru sebagai pribadi
i.       Guru sebagai peneliti
j.       Guru sebagai pendorong kreativitas
k.      Guru sebagai pembangkit pandangan
l.       Guru sebagai pekerja rutin
m.    Guru sebagai pemindah kemah
n.     Guru sebagai pembawa cerita
o.      Guru sebagai actor
p.      Guru sebagai emancipator
q.      Guru sebagai evaluator
r.       Guru sebagai pengawet
s.      Guru sebagai kulminator

cabang ilmu pendidikan


Ilmu pendidikan dibentuk oleh cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing – masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.
Cabang – cabang ilmu pendidikan yang dimaksud adalah :
1.      Pendidikan teoritis
2.      Sejarah pendidikan dan perbandingan pendidikan
3.      Pengembangan kurikulum
4.      Didaktik metodik atau proses pembelajaran
5.      Media dan alat belajar
6.      Komunikasi dan informasi pendidikan
7.      Bimbingan dan konseling
8.      Evaluasi pendidikan
9.      Profesi dan etika pendidikan
10.   Kepemimpinan pendidikan
11.   Supervise pendidikan
12.   Perencanaan pendidikan
13.   Organisasi dan manajemen pendidikan
14.   Statistik dan penelitian pendidikan

Jumat, 04 Januari 2013

Mutiara Hikmah Untuk Kita Renungkan & Amalkan


Diceritakan dari Imam Abu Ya’la Al-Farra’ Al-Hambali rahimahullah bahwa, pernah ada seorang ulama fiqih yang datang kepada beliau untuk belajar dan membaca kitab fiqih berdasarkan madzhab Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Beliau (Imam Abu Ya’la rahimahullah) bertanya tentang negeri asalnya, dan iapun memberi tahukannya kepada beliau. Maka beliau berkata kepadanya: Sesungguhnya penduduk negerimu seluruhnya mengikuti madzhab Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, lalu mengapakah engkau meninggalkannya dan ingin beralih ke madzhab kami? Ia menjawab: Saya meninggalkan madzhab itu karena saya senang dan tertarik denganmu. Selanjutnya Imam Abu Ya’la rahimahullah berkata: Ini tidak dibenarkan. Karena jika engkau di negerimu bermadzhab dengan madzhab Imam Ahmad rahimahullah, sedangkan seluruh masyarakat di sana mengikuti madzhab Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, maka engkau tidak akan mendapatkan seorangpun yang beribadah (dalam madzhab Ahmad rahimahullah) bersamamu, dan tidak pula yang belajar denganmu. Bahkan sangat boleh jadi justru engkau akan membangkitkan permusuhan dan menimbulkan pertentangan. Maka statusmu tetap berada dalam madzhab Asy-Syafi’i rahimahullah seperti penduduk negerimu adalah lebih utama dan lebih baik (lihat: Al-Muswaddah Fi Ushulil Fiqhi Li Aali Taimiyah hal. 483).

Selasa, 29 Mei 2012

Valentinorory Valensi Blog: Cerita Motivasi

Valentinorory Valensi Blog: Cerita Motivasi: TEMPAYAN RETAK Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya...